Marhaban Ya Romadhon…





Insya Alloh, jika umur kita masih dipanjangkan, kita kembali menyambut bulan Romadhon, bulan yang sangat mulia. Hakikatnya, Romadhon tahun ini bukanlah bulan dimana kita hanya bergembira saja. Bergembira tentulah dianjurkan, mengingat di bulan ini limpahan pahala bagaikan hujan lebat mengguyur mereka yang mampu beribadah dengan baik dan ikhlas. Tetapi saudara-saudara kita di Syiria, akan melewati Romadhon tahun ini dengan darah, air mata dan luka. Saudara-saudara kita di Palestina pun demikian keadaannya. Dan masih banyak lagi kaum muslimin yang tidak memiliki kesempatan bersuka cita layaknya kita di Indonesia…




Bagi yang memiliki kemampuan berperang, berangkat ke salah satu negeri Islam yang sedang mengucurkan darah untuk bergabung ke dalam barisan mujahidin adalah amalan mulia di atas semua amalan mulia. Betapa tidak, Rasulullah berulang kali menjelaskan keutamaan tentang berjihad. Di antaranya, pahala seorang mujahid dihitung per setengah harinya dengan kebaikan yang lebih besar dari dunia dan seluruh kekayaannya. Kedudukan orang yang berjihad di jalan Alloh juga ditinggikan hingga mencapai 100 (seratus) tingkat di atas mereka yang tidak berjihad, dimana di antara satu derajat ke derajat yang di atasnya tingginya antara langit dengan bumi.


Bulan Romadhon yang sangat mulia ini tentu harus kita isi sebaik-baiknya. Ia tidak boleh lewat begitu saja tanpa memberikan kesan yang indah membekas di dalam jiwa. Sudah saatnya setiap kita malu karena tidak bisa berperang di samping saudara-saudara kita di Syiria, di Palestina atau di Afghanistan. Atau malu karena tidak ikut berdakwah menjelaskan agama Islam. Atau boleh juga malu karena masih bergelimang dengan kemaksiatan, dengan rokok, dengan tayangan televisi atau dengan wanita. Masih ada waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri.


Setidaknya ada beberapa tips dan panduan yang bisa saya bagi agar Romadhon berjalan menyenangkan dan Robbnya Romadhon melimpahkan barokah dan kebaikannya kepada kita semua:


1)     Baca ayat Al-Quran tentang keutamaan puasa Romadhon.


Misalnya surat Al-Baqoroh ayat 183, dimana dijelaskan di sana, keutamaan puasa Romadhon membentuk sifat takwa dalam diri. Dan sifat takwa ini sangat kita butuhkan untuk kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat.


2)     Baca hadits Rasulullah tentang keistimewaan puasa Romadhon.


Contohnya hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Abu Huroiroh, Rasulullah –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda; Alloh berfirman: “setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya. Puasa itu benteng, maka apabila hari berpuasanya salah seorang kalian sedang dijalani, janganlah ia berkata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Seandainya ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi maka katakanlah, ‘sesungguhnya aku seorang yang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di Tangannya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Alloh pada hari Kiamat lebih wangi dari bau minyak kesturi. Bagi orang yang berpuasa ada 2 (dua) kebahagiaan: ketika berbuka, ia bahagia dengan itu dan ketika bertemu Robbnya, ia bahagia dengan puasanya”.


3)     Baca keutamaan puasa dari aspek dunia.


Tidak ada salahnya mengetahui keajaiban puasa dari sisi kesehatan. Puasa adalah terapi ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sudah banyak buku yang membicarakan hal ini, dari yang tipis hingga yang tebal. Disebutkan di salah satu buku, bagi yang mengalami obesitas (kegemukan) mengapa harus mengeluarkan biaya untuk mengatasinya? Cukup jalani saja puasa seperti puasa sunnah Senin Kamis, insya Alloh lemak yang menggumpal di perut akan luruh sedikit demi sedikit. Kalau masih kurang tinggal menambah puasanya dengan puasa hari ke-13 (tiga belas), hari ke-14 (empat belas) dan hari ke-15 (lima belas). Masih kurang juga? Puasa Nabi Daud, sehari puasa sehari tidak.


4)     Berlatih dengan puasa-puasa sunnah di bulan Rajab dan Sya’ban.


Maksudnya mengisi dua bulan sebelum Romadhon ini dengan puasa sunnah Senin Kamis, puasa sunnah Nabi Daud atau puasa sunnah pada hari ke-13 (tiga belas), hari ke-14 (empat belas) dan hari ke-15 (lima belas). Sebab memang tidak ada hadits shohih yang mengkhususkan puasa bulan Rajab atau puasa bulan Sya’ban.


Sebuah hadits yang dikeluarkan Bukhori dan Muslim, dari ‘Aisyah –Alloh meridhainya- berkata: “Rasulullah –shollallohu ‘alaihi wa sallam- biasa berpuasa sampai-sampai kami berkata, beliau tidaklah berbuka (makan minum seperti biasa). Beliau juga selalu berbuka (tidak berpuasa/makan minum seperti biasa) hingga kami berkata, beliau tidaklah berpuasa. Aku tidak melihat Rasulullah –shollallohu ‘alaihi wa sallam- menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Romadhon dan aku tidak melihat beliau memperbanyak puasa kecuali di bulan Sya’ban”.


Ustadz Khoirul Anwar MA alhafizh


Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!