10 Tahun untuk Menghafal Al Baqarah



Para penghafal al-Qur`an di kalangan salaf mempelajari al-Qur`an sedikit demi sedikit. Mereka menghafal untuk diamalkan



Setiap Ramadhan Malaikat Jibril ‘Alaihissalam menjadi lebih sibuk.
Setiap malam ia mesti turun ke bumi menemani Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam membaca al-Qur`an. Persisnya, Rasulullah membaca
sedangkan Jibril menyimak.




Biasanya, selama Ramadhan Rasulullah menghatamkan bacaannya sekali.
Tetapi pada tahun 10 Hijriah, dimana beliau wafat, Rasulullah khatam dua
kali. Demikian diterangkan Ibnu Hajar dalam kitab Fath Al Bari.


Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa metode yang digunakan
Rasulullah dalam mempelajari al-Qur`an adalah menyimak. Dan cara itu
pula yang beliau tempuh saat mengajarkan al-Qur`an kepada para Sahabat.


Disebutkan dalam kitabThabaqat Al Qura’, para Sahabat yang menyetor
bacaan al-Qur`an kepada Rasulullah adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Ubai bin Ka’b, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al
Asy’ari serta Abu Darda’.




Kemudian kepada para Sahabat di atas, sahabat lain seperti Abu
Harairah, Ibnu Abbas, Abdullah bin Saib serta Al Mughirah menyetorkan
bacaan al-Qur`an mereka. Demikian seterusnya sehingga membentuk mata
rantai yang sampai kepada ulama qira`ah (ulama yang menghafal al-Qur`an
dengan berbagai varian bacaanya, serta memiliki sanad periwayatan
terhadap al-Qur`an yang mereka pelajari).




Disamping belajar al-Qur`an dengan menyimak, di masa kehidupan para
salaf, al-Qur`an diajarkan sedikit-demi sedikit. Sebagaimana disebutkan
dalam sebuah riwayat, Umar bin Al Khaththab menyatakan bahwa mempelajari
al-Qur`an dilakukan per lima ayat, seperti Jibril menurunkan al-Qur`an
per lima ayat. Abu Musa Al Asya’ri mengajarkan al-Qur`an kepada Yunus
bin Abi Raja’ juga lima ayat-lima ayat. Sedangkan Ibnu Mas’ud
mengajarkan al-Qur`an hanya satu ayat-satu ayat. (Al Jamal Al Qura`,
1/446)


Belajar untuk Diamalkan




Generasi terdahulu mempelajari al-Qur`an sedikit demi sedikit bukan
tanpa tujuan atau karena malas, namun mereka melakukannya agar bisa
memahami al- Qur`an secara benar, sekaligus untuk diamalkan.
Diriwayatkan bahwa Ustman bin Affan, Ubai bin Ka’b serta Ibnu Mas’ud
menyatakan, mereka tidak akan ditambah 10 ayat lainnya oleh Rasulullah,
kecuali telah mengamalkan 10 ayat sebelumnya. (Al Jami` li Al Ahkam Al
Quran, 1/51)




Karena mempelajari al-Qur`an dengan cara inilah, para Sahabat semisal
Ibnu Umar baru bisa menghatamkan surat al- Baqarah selama delapan
tahun. Sedangkan Umar bin Al Khaththab untuk menghafal al-Baqarah
membutuhkan waktu 10 tahun.




Ada periwayatan yang menyebutkan bahwa Ibnu Mas`ud mengatakan ,
“Menghafal lafadz-lafadz al-Qur`an adalah hal yang amat susah bagi kami,
namun mudah bagi kami mengamalkannya. Dan sesungguhnya siapa yang
datang setelah kami, mudah dalam menghafal al-Qur`an namun sulit bagi
mereka mengamalnnya.”

Sumber
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!